“Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah
kamu menyembah Ba'al dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, (yaitu) Allah
Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?” (QS. Ash-Shaffat [37] :
124-126)
Nabi Ilyas ‘alaihis salam
adalah nabi yang diutus kepada Bani Israil dan Bangsa Fenisia yang pada saat
itu menyembah berhala yang dinamakan Ba’al. Beliau hidup pada masa raja Hazqiel
(Tarikh Ath-Thabari, Jilid 1 hal. 273 dan Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 4 hal. 27)
Beliau hidup sekitar tahun 910 SM hingga 850 SM dan diangkat menjadi nabi pada
tahun 870 SM. Nasab beliau adalah Ilyas bin Yasin bin Fanhas bin Alizar bin
Harun bin Imran. Nabi Ilyas ‘alaihis salam menyeru kaumnya agar mereka
meninggalkan Ba’al dan menyembah hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala,
Nabi Ilyas ‘alaihis salam berkata:
أَلا تَتَّقُونَ أَتَدْعُونَ بَعْلا وَتَذَرُونَ
أَحْسَنَ الْخَالِقِينَ اللَّهَ رَبَّكُمْ وَرَبَّ آبَائِكُمُ الأوَّلِينَ
“Mengapa
kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Ba'al dan kamu tinggalkan
sebaik-baik Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang
terdahulu?" (QS. Ash-Shaffat [37] : 124-126)
Kaum Nabi Ilyas ‘alaihis salam
selalu mendustakan nabinya, sehingga beliau selalu mengingatkan mereka agar berhati-hati
dari siksa Allah subhanahu wa ta’ala yang sangat pedih. Haya sedikit
dari kaumnya yang beriman kepadanya.
Karena mereka tetap durhaka kepada
Allah subhanahu wa ta’ala, maka datanglah siksa Allah subhanahu wa ta’ala
dengan hujan yang tidak kunjung turun sehingga mereka kehausan dan ternak
mereka habis mati serta tanaman-tanaman musnah semuanya.
Sedangkan Nabi Ilyas ‘alaihis salam
selalu bersembunyi karena dia takut dibunuh oleh kaumnya yang jahat dan
makanannya sedapat-dapatnya. Jika kaumnya mendapatkan makanan di dalam sebuah
rmah, mereka berkata: “Wah rumah ini telah dimasuki oleh Ilyas.” Kemudian keluarga
itu mendapat malapetaka.
Pada suatu hari, Nabi Ilyas ‘alaihis
salam memasuki rumah seorang wanita yang mempunyai seorang anak laki-laki
namanya Ilyasa dan anak itu beriman kepada Nabi Ilyas ‘alaihis salam,
karena itulah Ilyasa diangkat sebagai anaknya dan selalu dibawa kemana pun
beliau pergi.
Kaumnya yang durhaka, setelah mereka
sangat dahaga dan kelaparan dan benar-benar merasakan siksaan dan kesengsaraan,
barulah mereka bertaubat dan mereka dating menghadap Nabi Ilyas ‘alaihis
salam supaya beliau berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar
mereka terhindar dari bahaya kelaparan.
Kemudian Nabi Ilyas ‘alaihis salam
berdoa: “Wahai Tuhanku! Hilangkanlah dari mereka bahaya kelaparan yang telah
mengancam mereka, mudah-mudahan mereka menjadi orang yang bersyukur kepada-Mu.”
Allah subhanahu wa ta’ala pun
mengabulkan doa Nabi Ilyas ‘alaihis salam, lalu hujan turun dan tanah
sawah ladang menjadi subur serta binatang-binatang berkembang biak dan
menurunkan anak-anaknya yang banyak.
Setelah mereka menerima rahmat dan
karunia Allah subhanahu wa ta’ala, kemudian mereka lupa akan rahmat-Nya,
kemudian mereka kembali durhaka, bahkan lebih durhaka daripada masa sebelumnya.
Kemudian mereka di siksa lagi oleh
Allah subhanahu wa ta’ala dengan siksaan yang lebih pedih. Mereka ditimpa
penyakit tho’un atau kusta yang akhirnya membinasakan mereka. Nabi Ilyas ‘alaihis
salam dan anak angkatnya Ilyasa sudah pergi terlebih dahulu bersama
orang-orang yang beriman sebelum siksaan Allah subhanahu wa ta’ala
menimpa kaum mereka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الآخِرِينَ سَلامٌ
عَلَى إِلْ يَاسِينَ إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا
الْمُؤْمِنِينَ
“Dan
Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang
datang kemudian. (yaitu): “Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas?” Sesungguhnya
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh,
dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (QS. Ash-Shaffat [37] : 129-132)
0 Comment for "Kisah Nabi Ilyas ‘Alaihis Salam"