Nabi Yusya ‘Alaihis Salam Menahan Matahari

“Sesungguhnya matahari tak pernah ditahan untuk seorang manusia pun, selain untuk Yusya di hari beliau melakukan perjalanan menuju Baitul Maqdis.” (HR. Ahmad 2/325)

Nabi Yusya ‘alaihis salam adalah seorang nabi yang memimpin Bani Israil memasuki tanah Kana’an, Palestina dan menyerbu kota Jerica. Nabi Yusya ‘alaihis salam mewarisi ajaran Taurat Nabi Musa ‘alaihis salam ketika pertama kali tiba di Tanah yang dijanjikan. Ia mengatur penempatan kedua belas suku Bani Israil setibanya di Kana’an.

Nabi Musa ‘alaihis salam memiliki seorang murid yang menemaninya mencari Ilmu. Dia adalah Yusya Bin Nun, dan Allah subhanahu wa ta’ala memberikan hikmah kenabian dan mukjizat yang nyata kepadanya. Setelah Nabi Musa ‘alaihis salam wafat, Nabi Yusya ‘alaihis salam membawa Bani Israil ke luar dari padang pasir. Mereka berjalan hingga menyeberangi sungai Yordania dan akhirnya sampai di kota Jerica.

Kota Jerica adalah sebuah kota yang mempunyai pagar dan pintu gerbang yang kuat. Bangunan-bangunan di dalamnya tinggi-tinggi serta berpenduduk padat. Nabi Yusya ‘alaihis salam dan Bani Israil yang bersamanya, mengepung kota tersebut sampai enam bulan lamanya.

Suatu hari, mereka bersepakat untuk menyerbu ke dalam. Diiringi dengan suara terompet dan pekikan takbir, dan dengan satu semangat yang kuat, mereka pun berhasil menghancurkan pagar pembatas kota, kemudian memasukinya. Di situ mereka mengambil harta rampasan dan membunuh dua belas ribu pria dan wanita. Mereka juga memerangi sejumlah raja yang berkuasa. Mereka berhasil mengalahkan sebelas raja dan raja-raja yang berkuasa di Syam. Hari itu hari Jum’at, peperangan belum juga usai, sementara matahari sudah hampir terbenam. Berarti hari Jum’at akan berlalu, dan hari Sabtu akan tiba.

Padahal, menurut syari’at pada saat itu, pada Sabtu dilarang melakukan peperangan. Oleh karena itu Nabi Yusya ‘alaihis salam berdoa: “Wahai matahari, sesungguhnya engkau hanya mengikuti perintah Allah, begitu pula aku. Aku bersujud mengikuti perintah-Nya. Ya Allah, tahanlah matahari itu untukku agar tidak terbenam dulu!” Maka Allah subhanahu wa ta’ala menahan matahari agar tidak terbenam sampai dia berhasil menaklukkan negeri ini dan memerintahkan bulan agar tidak menampakkan dirinya.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الشَّمْسَ لَمْ تُحْبَسْ لِبَشَرٍ إِلَّا لِيُوشَعَ لَيَالِيَ سَارَ إِلَى بَيْتِ الْمَقْدِسِ

“Sesungguhnya matahari tak pernah ditahan untuk seorang manusia pun, selain untuk Yusya di hari beliau melakukan perjalanan menuju Baitul Maqdis.” (HR. Ahmad 2/325)

Akhirnya Nabi Yusya ‘alaihis salam dan kaumnya berhasil memerangi dan menguasai kota tersebut. Setelah itu Nabi Yusya ‘alaihis salam memerintahkan kaumnya untuk mengumpulkan harta rampasan perang untuk dibakar. Namun api tidak mau membakarnya. Lalu dia meminta sumpah kepada kaumnya. Dan akhirnya diketahui ternyata ada dari kaumnya yang berkhianat dengan menyembunyikan emas sebesar kepala sapi.

Akhirnya orang-orang yang berkhianat mengembalikan apa yang mereka curi dari harta rampasan perang itu. Kemudian dikumpulkan dengan harta rampasan perang lainnya. Barulah kemudian api mau membakarnya.

Demikian syariat yang dibawa oleh Nabi sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yaitu tidak boleh mengambil harta rampasan perang. Dan Allah subhanahu wa ta’ala menyempurnakan Syariat-Nya dengan memperbolehkan bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengambil rampasan perang agar dapat diambil manfaat yang banyak dari harta rampasan perang itu.

Setelah Baitul Maqdis dapat dikuasai oleh Bani Israil, maka mereka hidup di dalamnya dan di antara mereka ada Nabi Yusya ‘alaihis salam yang memerintah mereka dengan Kitab Allah, Taurat, sampai akhir hayatnya. Dia kembali ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala saat berumur 127 tahun, dan masa hidupnya setelah wafatnya Nabi Musa ‘alaihis salam adalah 27 tahun.

0 Comment for "Nabi Yusya ‘Alaihis Salam Menahan Matahari"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top