“Dan Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth.
Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya).” (QS.
Al-An’am [6] : 86)
Nabi Ilyasa ‘alaihis salam
adalah anak angkat Nabi Ilyas ‘alaihis salam. Ayahnya sendiri bernama
Akhtub bin Ajuz. Beliau hidup sekitar tahun 885 SM sampai 795 SM dan diangkat
menjadi nabi pada tahun 830 SM dan ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil dan
orang-orang Amoria di Panyas, Syam.
Kelebihan Nabi Ilyasa ‘alaihis
salam adalah anugerah Allah subhanahu wa ta’ala kepadanya berupa
kenabian. Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kefahaman yang benar
kepadanya sehingga dapat menerima kitab-kitab yang telah diturunkan kepada umat
manusia. Dan mengetahui hikmah yang terkandung di dalamnya, sehingga ia patuh
dan taat kepada Allah subhanhu wa ta’ala serta tidak menyekutukan-Nya dengan
apapun juga. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَإِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطًا
وَكُلا فَضَّلْنَا عَلَى الْعَالَمِينَ
“Dan
Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas
umat (di masanya).” (QS. Al-An’am [6] : 86)
Pada zaman Nabi Ilyas ‘alaihis
salam, rakyat hidup makmur dan sejahtera, akan tetapi kemudian mereka
mendurhakai nabinya, mereka kembali mengingkari ajaran nabi sehingga mereka
mendapat siksa yang pedih berupa kekurangan makan dan ketakutan.
Kemudian setelah Nabi Ilyas ‘alaihis
salam wafat, Nabi Ilyasa ‘alaihis salam lah yang melanjutkan seruan
Nabi Ilyas ‘alaihis salam. Perjuangan Nabi Ilyasa ‘alaihis salam
tidak pernah mengenal caci maki maupun cemoohan orang. Ia tidak pernah meminta
upah atas seruannya itu. Namun kaum Bani Israil tetap saja menyimpang dari ajaran-ajaran
nabinya sehingga Allah subhanahu wa ta’ala membinasakan mereka. (Tarikh
Ath-Thabari, Jilid 1 hal. 274)
0 Comment for "Kisah Nabi Ilyasa ‘Alaihis Salam"