Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam dan Keturunannya

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia.” Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku.” Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah [2] : 124)

Nabi Ibrahim ‘alaihis salam memiliki 2 orang istri, Sarah dan Hajar. Hajar adalah budak pemberian raja Mesir kepada Sarah. Dari Sarah dan Hajar inilah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam mendapatkan keturunan. Dari Sarah lahirlah Nabi Ishaq ‘alaihis salam dan dari Hajar lahirlah Nabi Ismail ‘alaihis salam.

Nabi Ibrahim ‘alaihis salam tidak memiliki putra hingga dia berusia lanjut. Hingga akhirnya, Sarah menyuruh beliau untuk mencari seorang wanita yang dapat memberikannya keturunan. Maka dinikahkanlah Hajar budak Sarah yang merupakan pemberian raja mesir dengan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam

Tidak lama kemudian Hajar mengandung anaknya, sedangkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam sudah berumur 86 tahun, sehingga bahagialah hati Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan Hajar dengan kehadiran putranya yang kemudian diberi nama Ismail yang dalam bahasa Ibrani bermakna “Allah mendengar do’a kita.” Akan tetapi, kebahagiaan itu justru membuat Sarah dirundung sedih dan duka serta tak tahan melihat kebahagiaan mereka berdua.

Sehingga Allah subhanahu wa ta’ala mewahyukan kepada Nabi Ibrahim ‘alaihis salam untuk meletakkan Hajar dan anaknya di Makkah, sebagaimana akan diceritakan dalam sejarah Nabi Ismail ‘alaihis salam beserta Hajar ibunya. Dan Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kepadanya melakukan syari’at qurban yang digantikan Allah subhanahu wa ta’ala dengan kambing Kibasy. Dan setelah itu beliau membangun Ka’bah.

Setelah kepergian Hajar, dengan rahmat Allah subhanahu wa ta’ala, Sarah pun mengandung anaknya dan ketika Nabi Ibrahim ‘alaihis salam mendapatkan anak keduanya, beliau berumur 99 tahun. Betapa bahagianya hati Nabi Ibrahim ‘alaihis salam mendapatkan anak keduanya, anak itu diberi nama Ishaq.

Diantara ujian yang diterima Nabi Ibrahim ‘alaihis salam selain pengorbanan itu adalah pemberlakuan syariat yang diterimanya dari sisi Allah subhanahu wa ta’ala berupa shahifah. Diriwayatkan beliau menerima 30 shahifah, Nabi Ibrahim ‘alaihis salam melaksanakan semua perintah Allah subhanahu wa ta’ala dengan baik, sebagaimana dinyatakan Allah subhanahu wa ta’ala:

وَإِذِ ابْتَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia.” Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku.” Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah [2] : 124)

Diriwayatkan bahwa 30 atau 40 shahifah itu terdapat di beberapa tempat dalam Al-Quran, yaitu:
1.       10 Shuhuf tercatat dalam surat Bara’ah:
“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.” (QS. At-Taubah [9] : 112)
2.       10 Shuhuf tercatat dalam surat Al-Ahzab:
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab [33] : 35)
3.       10 Shuhuf tercatat dalam surat Al-Mu’minun:
“Dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.” (QS. Al-Mu’minun [23] : 9)
4.       10 Shuhuf tercatat dalam surat Sa-ala sailun:
“Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.” (QS. Al-Ma’arij [70] : 34) (Tarikh Ath-Thabari, Jilid 1 hal. 168)

            Adapula yang menyatakan shuhuf Ibrahim tercatat dalam surat Al-Baqarah ayat 124, 127 sampai 129. (Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 1 hal. 228)

Diriwayatkan oleh Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallhu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa shuhuf Ibrahim merupakan perumpamaan seluruhnya, agar manusia mengambil ibarat dan hikmah darinya. Didalamnya terdapat hikmah bagi orang-orang yang berakal bagaimana manusia membagi waktunya untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala, waktu untuk merenungkan dirinya terhadap masa lalu dan masa depannya dan waktu dipergunaknnya untuk keperluannya yang halal bagi hidupnya. Ada tiga hal yang harus dipersiapkannya yaitu bekal untuk akhiratnya, bekal untuk hidupnya dan kesenangan bukan pada yang haram. Untuk itulah maka orang yang berakal harus memiliki kemampuan melihat zamannya, siap menghadapi masalahnya dan menjaga lisannya. Dan barangsiapa yang menjaga perktaannya dari perbuatannya maka sedikitlah kata-katanya kecuali apa yang diperlukannya saja.

Perjuangan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam sangatlah panjang sejak beliau mencari Tuhannya hingga lahirlah putra-putranya. Dakwah yang tiada lelah kepada kaumnya siang dan malam, serta ketaatannya kepada perintah Allah subhanahu wa ta’ala. Karena kesabarannya itu maka Allah subhanahu wa ta’ala memberikan julukan Khalilullah dan menjadikan keturunannya sebagai pemimpin dan para nabi. Menurut beberapa riwayat dari beliaulah dilahirkan bangsa-bangsa besar seperti bangsa Arab dari keturunan istrinya Hajar dan putranya Nabi Ismail ‘alaihis salam, bangsa Israil dari keturunan istrinya Sarah dan putranya Nabi Ishaq ‘alaihis salam dan bangsa Madyan hingga bangsa Parsi dari keturunan istrinya Qanthura. (Tarikh Ath-Thabari, Jilid 1 hal. 142-143)

Nabi Ibrahim ‘alaihis salam wafat dalam usia 200 tahun dan kemudian dimakamkan disamping makan istrinya Sarah di Hebron, Palestina. (Tarikh Ath-Thabari, Jilid 1 hal. 187)

0 Comment for "Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam dan Keturunannya"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top